Rasa takut dalam hati anak itu lumrah atau mungkin tidak berkaitan dengan peringkat usia dan perkembangan umur anak. Tetapi bila takut itu tidak beralasan, ini harus diwaspadai. Apa lagi bila rasa takut itu terjadi terus-terusan berkembang menjadi Fobia. Perasaan takut yang dirasakan anak balita itu lumrah, mereka merasa takut dan umumnya rasa takut balita ialah takut dipisahkan dari sang ibunda, balita takut pergi ke kamar, mandi sendiri, takut pada keadaan dan lingkungan yang baru dikenali seperti sekolah baru.
Walau emosi, takut pada suatu hal merupakan sesuatu yang normal pada umur tertentu, ibu dan bapak yang arif akan menuntun anak semenjak kecil agar pintar mengatasi emosi itu. Dengan maksud supaya tidak menjadi fobia. Fobia merupakan rasa takut yang kuat dan, bahkan juga dapat terbawa sampai dewasa. Itu dapat menjadi permasalahan mental yang perlu segera ditangani.
Tiap anak kecil umumnya takut gelap. Terkadang itu karena ditakut-takuti oarang dewasa yang mengasuh. Yang penting untuk mengatasi perasaan takut, kita harus mengubah sikap. Bila anak ketakutan, tidak boleh dimarahi atau ditakut-takuti. Sebaiknya ajari anak langkah-langkah untuk mengurangi rasa takut dan membantu dia untuk menentramkan hati.
Ragam Rasa Takut Pada Anak
Anak yang pernah memiliki rasa takut mengalami peristiwa yang sama. Jangan takut sakit gigi karena banyak makanan permen. Karena itu mereka akan berhati-hati. Itu takut yang bersifat Fisikal-Rasional. Anak umumnya takut ditinggalkan sang ibu pergi terlalu lama, itu takut yang bersifat Hubungan Personal.
Perasaan takut pada anak yang kerapkali dirasakan ialah takut dimarahi saat Ia merasa bersalah. Mengakibatkan, mereka kerap menyembunyikan kesalahan itu. Itu takut yang memiliki sifat Juridis (Hukuman Pelanggaran). Bila anak dibiarkan dengan rasa takut seperti di atas, efeknya akan menghadapi beberapa rasa takut yang baru. Akibatnya kreativitas anak pelan-pelan akan hilang.
5 Langkah Mendidik Anak Untuk Menjadi Pemberani
Nah berikut merupakan 5 Langkah Mendidik Anak Untuk Menjadi Pemberani :
Belajar mengontrol napas.
Ajari anak mengirup udara dari hidung dan mengeluarkan melalui mulut dengan pola hitungan. Kegiatan itu merupakan strategi termudah untuk menurunkan ketegangan. Mengontrol pola pernapasan semacam itu bisa mengembalikan asupan oksigen pada darah. Anda dapat memberikan contoh awal seperti meminta anak menarik napas lewat hidung perlahan dalam hitungan, selanjutnya mengeluarkannya melalui mulut. Ulangi beberapa kali sampai anak semakin tenang.
Jangan sekalipun mengatakan anak penakut.
Mengatakan anak penakut, walau tidak berulang-ulang, hanya akan memperkuat kepercayaan serta keyakinan jika mereka memang sungguh penakut.
Pantau apa yang mereka tonton
Di layar tv umumnya tergambar tayangan yang tidak pantas, bahkan juga film atau cerita yang menakutkan. Bila tidak didampingi dan tontonan tidak diganti bisa meninggalkan kesan-kesan negatif yang mendalam dalam jiwa anak-anak.
Anak-anak belajar ke ibu dan bapak bagaimana mengatasi ketakutan.
Bila anak menyaksikan ibu dan bapak atau siapa saja mendidik tenang, walau keadaan menegangkan, anak akan belajar berlapang dada untuk menghadapi situasi.
Ajari anak berdoa jika takut.
Beri pemahaman jika berdoa bisa menghilangkan perasaan takut.
NB : Bila anak takut pada gelap, ada langkah yang semoga bisa berguna. Yakni, saat menjelang tidur ingatkan untuk berdoa dan ucapkan kalimat lembut penuh kasih sayang. itu akan memberi perasaan aman.
Baca juga:
10 Tanda-tanda Anak Cerdas
Melatih Kemandirian Anak, Bagaimana Caranya?
Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini