Irama adalah pola atau jalur dari suara yang terdengar dalam suatu puisi atau lagu. Irama dapat diciptakan dengan cara mengatur panjang dan kedudukan suku kata dalam baris, serta menggunakan tanda baca yang tepat. Irama juga dapat diciptakan dengan cara mengatur pola suara yang terdengar dari satu baris ke baris berikutnya, seperti dengan menggunakan aliterasi atau rima.
Irama dapat membantu menciptakan suasana atau efek emosional dalam puisi atau lagu, dan dapat membantu memperkuat makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Irama juga dapat membantu memperkuat struktur dan kesatuan dalam puisi atau lagu.
Irama dapat dibuat dengan berbagai cara, tergantung pada gaya atau bentuk puisi atau lagu yang digunakan. Misalnya, puisi soneta memiliki irama yang teratur dengan pola rima abab cdcd efef gg, sedangkan haiku memiliki irama yang teratur dengan pola 5-7-5 suku kata dalam setiap barisnya. Irama juga dapat diciptakan dengan cara mengatur pola suara yang terdengar dari satu baris ke baris berikutnya, seperti dengan menggunakan aliterasi atau rima.
Contoh irama dalam puisi
Berikut adalah beberapa contoh irama dalam puisi:
- Irama rima: Irama rima adalah irama yang diciptakan dengan menggunakan rima di akhir baris-baris puisi. Misalnya, dalam puisi berikut:
“Di taman yang indah, di atas pohon kelapa Ada seekor burung yang merdu bernyanyi”
Irama rima diciptakan dengan menggunakan rima “a” di akhir kata “kelapa” dan “nyanyi”.
- Irama aliterasi: Irama aliterasi adalah irama yang diciptakan dengan menggunakan suku kata yang memulai dengan huruf yang sama di beberapa baris berturut-turut. Misalnya, dalam puisi berikut:
“Sang merpati terbang tinggi di langit Sambil mengeluarkan suara merdu merdunya”
Irama aliterasi diciptakan dengan menggunakan suku kata yang memulai dengan huruf “m” di beberapa baris berturut-turut.
- Irama suara: Irama suara adalah irama yang diciptakan dengan menggunakan pola suara yang terdengar dari satu baris ke baris berikutnya. Misalnya, dalam puisi berikut:
“Dengan teriakan dan jeritan, Mereka berlari keluar dari gedung terbakar”
Irama suara diciptakan dengan menggunakan pola suara yang terdengar dari satu baris ke baris berikutnya, dengan suara “t” yang terdengar di akhir kata “teriakan” dan “jeritan”, dan suara “r” yang terdengar di akhir kata “berlari” dan “terbakar”.